SISTEM OPRASI
TERDISTRIBUSI
Nama
: Ruwadi
Nim
: 100103106
Prody
: SI-Teknik informasi
STMIK
DUTA BANGSA SURAKARTA
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Perkembangan
pesat teknologi informasi menyebabkan bertambahnya permintaan suatu sistem,
baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang dapat digunakan dengan
baik dan cepat.
Permintaan
yang terus bertambah ini tidak sebanding dengan kemampuan perangkat keras yang
ada. Salah satu cara untuk mengatasi hal itu dibuat pengembangan di sisi
perangkat lunak dengan membuat suatu sistem virtual di mana beberapa perangkat
keras atau komputer dihubungkan dalam jaringan dan diatur oleh sebuah sistem
operasi yang mengatur seluruh proses yang ada pada setiap komputer tersebut
sehingga memungkinkan proses berjalan dengan cepat. Sistem operasi yang
mengatur proses ini sering disebut sebagai sistem operasi terdistribusi (distributed
operating system) .
Sistem
operasi terdistribusi ini sekarang menjadi trend, terutama untuk research yang
kadang membutuhkan CPU yang sangat cepat untuk melakukan perhitungan yang
sangat kompleks. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem operasi
terdistribusi, terutama untuk mengetahui apa dan bagaimana cara sistem ini
bekerja.
Ø Apakah yang Dimaksud Dengan Sistem Operasi Terdistribusi?
Sistem
operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi,
di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang heterogen terhubung dalam suatu
jaringan. Koleksi-koleksi dari objek-objek ini secara tertutup bekerja secara
bersama-sama untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan tertentu. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan hasil secara lebih, terutama dalam:
- file system
- name space
- waktu pengolahan
- keamanan
- akses ke seluruh resources,
seperti prosesor, memori, penyimpanan sekunder, dan perangkat keras.
Ø Sistem Operasi Terdistribusi Versus Sistem Operasi Jaringan
Suatu
sistem operasi terdistribusi yang sejati adalah yang berjalan pada beberapa
buah mesin, yang tidak melakukan sharing memori, tetapi terlihat bagi
user sebagai satu buah komputer single. Pengguna tidak perlu memikirkan
keberadaan perangkat keras yang ada, seperti prosesor. Contoh dari sistem
seperti ini adalah Amoeba.
Sistem
operasi terdistribusi berbeda dengan sistem operasi jaringan. Untuk dapat
membedakannya, sistem operasi jaringan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tiap komputer memiliki sistem operasi sendiri
b. Tiap personal komputer memiliki sistem file sendiri, di mana
data-data disimpan
c. Sistem operasi tiap komputer dapat berbeda-beda atau heterogen
d. Pengguna harus memikirkan keberadaan komputer lain yang
terhubung, dan harus mengakses, biasanya menggunakan remote login (telnet)
e. File system dapat digunakan dengan dukungan NFS
Contoh dari sistem ini adalah UNIX dan LINUX Server.
Ø
MANFAAT DAN KEUNGGULAN SISTEM OPERASI
TERDISTRIBUSI
Sistem
operasi terdistribusi memiliki manfaat dalam banyak sistem dan dunia komputasi
yang luas. Manfaat-manfaat ini termasuk dalan sharing resource, waktu
komputasi, reliabilitas, dan komunikasi.
Shared Resource
Walaupun perangkat sekarang sudah memiliki kemampuan yang cepat
dalam proses-proses komputasi, atau misal dalam mengakses data, tetapi pengguna
masih saja menginginkan sistem berjalan dengan lebih cepat. Apabila hardware
terbatas, kecepatan yang diinginkan user dapat diatasi dengan menggabung
perangkat yang ada dengan sistem DOS (Distributed Operating System).
Manfaat Komputasi
Salah satu
keunggulan sistem operasi terdistribusi ini adalah bahwa komputasi berjalan
dalam keadaan pararel. Proses komputasi ini dipecah dalam banyak titik (nodes),
yang mungkin berupa komputer pribadi, prosesor tersendiri, dan kemungkinan
perangkat prosesor-prosesor yang lain. Sistem operasi terdistribusi ini bekerja
baik dalam memecah komputasi ini dan baik pula dalam mengambil kembali.
Reliabilitas
Fitur unik
yang dimiliki oleh DOS ini adalah reliabilitas. Berdasarkan design dan
implementasi dari design sistem ini, maka hilangnya suatu node tidak
akan berdampak terhadap integritas system. Hal ini berbeda dengan komputer
personal, apabila ada salah satu hardware yang mengalami kerusakan, maka
system akan berjalan tidak seimbang, bahkan sistem bisa tidak dapat berjalan
atau mati.
Komunikasi
Sistem operasi terdistribusi biasanya berjalan dalam jaringan, dan
biasanya melayani koneksi jaringan. Sistem ini biasanya digunakan user untuk
proses networking. User dapat saling bertukar data, atau saling
berkomunikasi antar titik baik secara LAN maupun WAN.
Ø
HARDWARE SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI
Sistem
operasi terdistribusi, yang saat ini akan dibahas sebagai titik tolak adalah
Amoeba, yang saat ini banyak digunakan sebagai salah satu implementasi dari
sistem operasi terdistribusi itu sendiri. Sistem Amoeba ini tumbuh dari bawah
hingga akhirnya tumbuh menjadi sistem operasi terdistribusi.
Design Sistem Operasi Amoeba
Sistem operasi terdistribusi pada
umumnya memerlukan hardware secara spesifik. Komponen utama dalam sistem
ini adalah : workstation, LAN, gateway, dan processor pool,
seperti yang diilustrasikan pada gambar di atas.
Workstation atau komputer personal mengeksekusi proses yang memerlukan
interaksi dari user seperti text editor atau manager berbasis window.
Gateway berfungsi untuk mengambil alih tugas untuk terhubung ke jaringan
WAN.
Procesor pool mengambil alih semua proses yang lain. Tiap unit ini biasanya
terdiri dari prosesor, memori lokal, dan koneksi jaringan.
Spesifikasi
perangkat keras yang harus disediakan pada tiap cluster minimalnya
adalah :
File server: 16 MB RAM, 300MB HD,
Ethernet card.
Workstation: 8 MB RAM, monitor,
keyboard, mouse
Pool processor: 4 MB RAM, 3.5” floppy drive
Ø ARSITEKTUR
SOFTWARE
Sistem operasi terdistribusi sejati
memiliki arsiitektur software yang unik. Arsitektur software ini
dikarakterkan dalam objek di dalam hubungan antara klien dan server.
Proses-proses yang terjadi di klien menggunakan remote procedure yang
memanggil dan mengirimkan request ke server untuk memproses data atau
objek yang dibawa. Tiap objek yang dibawa memiliki karakteristik yang disebut
sebagai kapabilitas.
Bagian yang pertama mengirimkan pesan ke
server, setelah proses memblok sampai server mengirimkan balasan. Server
menggunakan panggilan sistem ke dua untuk mengindikasikan bahwa server akan
menerima pesan pada port tertentu. Server juga menggunakan panggilan
sistem ke tiga untuk mengirimkan kembali informasi ke proses yang dipanggil.
Ø MANAJEMEN
SISTEM
Manajemen
Berkas
Dalam sistem operasi terdistribusi ini
sistem berkas dipetakan dengan baik dengan berorientasi pada objek yang ada dan
kapabilitasnya. Hal ini akan menjadi berkesan abstrak, terutama untuk kelas
pengguna. Ada tingkatan yang lebih ekstra dalam pemetaan berkas yang ada, mulai
dari simbol, pengurutan nama path, dan kapabilitasnya. Melalui sistem
ini objek lokal tidak ada bedanya dengan objek publik. Pelayanan direktori ini
juga bertanggungjawab dalam hal backup sistem. Hal ini akan menyebabkan
file selalu berada dalam keadaan yang aman, dan lebih kebal tehadap gangguan
yang terjadi di dalam sistem, karena pelayanan direktori ini menyimpan cache
dari file atau direktori yang berada pada sistem.
Manajemen
Proses
Dalam sistem operasi terdistribusi yang
sejati, tiap proses berada pada alamat segmen-segmen virtual. Proses-proses ini
dapat memiliki lebih dari satu hubungan. Kaitan-kaitan ini dialokasikan ke
prosesor-prosesor sampai semua prosesor habis digunakan. Hasil dari manajemen
proses seperti ini menghasilkan utilisasi yang lebih baik, di mana tidak perlu switch
apabila harus ada proses yang berat, karena satu proses dialokasikan ke
satu prosesor.
Untuk
membangun sebuah proses, maka pendekripsi proses mengirimkannya ke kernel. Hal
ini diketahui sebagai pengiriman request untuk proses. Sebuah deskriptor
proses dapat berisi deskriptor host, kapabilitas proses, penanganan
kapabilitas, dan juga jumlah segmen.
Deskriptor host berisi proses ini
memiliki jenis apa, dan dapat berjalan di mana. Isinya adalah baris instruksi,
kebutuhan memori, kelas mesin, informasi, dan sebagainya. Kernel harus memiliki
deskriptor host yang sama untuk melanjutkan proses.
Proses memiliki dua macam keadaan, yaitu
proses sedang berjalan atau sedang stunned. Stunned terjadi bila proses
masih ada, tetapi tidak melakukan eksekusi apapun, atau sedang dalam proses
debug. Pada keadaan ini kernel memberitahu komunikator (kernel yang lain)
adanya proses yang dalam keadaan stunned. Kernel yang lain tersebut
berusaha berkomunikasi dengan proses itu sampai proses di-kill atau
proses tersebut berjalan kembali. Debugging dan migrasi pada proses ini
selesai setelah adanya stunning.
Ø
JENIS SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI
Ada berbagai macam sistem operasi terdistribusi yang saat ini
beredar dan banyak digunakan.
• Amoeba (Vrije
Universiteit)
Amoeba adalah sistem
berbasis mikro-kernel yang tangguh yang menjadikan banyak workstation personal
menjadi satu sistem terdistribusi secara transparan. Sistem ini sudah banyak
digunakan di kalangan akademik, industri, dan pemerintah selama sekitar 5
tahun.
• Angel (City University of London)
Angel didesain sebagai
sistem operasi terdistribusi yang pararel, walaupun sekarang ditargetkan untuk
PC dengan jaringan berkecepatan tinggi. Model komputasi ini memiliki manfaal
ganda, yaitu memiliki biaya awal yang cukup murah dan juga biaya incremental
yang rendah. Dengan memproses titik-titik di jaringan sebagai mesin single
yang bersifat shared memory, menggunakan teknik distributed
virtual shared memory (DVSM), sistem ini ditujukan baik bagi yang ingin
meningkatkan performa dan menyediakan sistem yang portabel dan memiliki
kegunaan yang tinggi pada setiap platform aplikasi.
• Chorus
(Sun Microsystems)
CHORUS merupakan keluarga
dari sistem operasi berbasis mikro-kernel untuk mengatasi kebutuhan komputasi
terdistribusi tingkat tinggi di dalam bidang telekomunikasi, internetworking,
sistem tambahan, realtime, sistem UNIX, supercomputing, dan
kegunaan yang tinggi. Multiserver CHORUS/MiX merupakan implementasi dari UNIX
yang memberi kebebasan untuk secara dinamis mengintegrasikan bagian-bagian dari
fungsi standar di UNIX dan juga service dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.
• GLUnix
(University of California, Berkeley)
Sampai saat ini, workstation
dengan modem tidak memberikan hasil yang baik untuk membuat eksekusi suatu
sistem operasi terdistribusi dalam lingkungan yang shared dengan
aplikasi yang berurutan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menempatkan resource
untuk performa yang lebih baik baik untuk aplikasi pararel maupun yang
seri/berurutan. Untuk merealisasikan hal ini, maka sistem operasi harus
menjadwalkan pencabangan dari program pararel, mengidentifikasi idle
• GUIDE
Guide (Grenoble Universities
Integrated Distributed Environment) adalah sistem operasi terdistribusi yang
berorientasi obyek untuk pempangunan dan operasi dari aplikasi terdistribusi
pada PC atau server dengan jaringan yang tersambung LAN. Guide adalah hasil
penggabungan Bull and the IMAG Research Institute (Universities of Grenoble),
yang telah membangun Bull-IMAG joint Research Laboratory. Ini juga memiliki
kaitan erat dengan COMANDOS Esprit Project (Construction and Management of
Distributed Open Systems) dan BROADCAST Esprit Basic Research project.
• Hurricane
Sistem operasi Hurricane
memiliki hierarki sebagai sistem operasi dengan cluster yang merupakan
implementasi dari Hector multiprocessor. Peng-cluster-an mengatur
resource pada sistem, menggunakan pasangan yang ketat antara cluster,
dan kehilangan pasangan pada cluster. Prinsip sistem terdistribusi
diaplikasikan dengan mendistribusikan dan mereplika servis pada sistem dan
objek data untuk meningkatkan kelokalan, meningkatkan konkurensi, dan untuk
mencegah sistem terpusat, sehingga membuat sistem berimbang.
• Mach (Carnegie
Mellon University)
Mach adalah satu dari
beberapa komunitas penelitian tentang sistem operasi. Sistem ini aslinya
dimulai di CMU, dan Mach menjadi basis dari banyak sistem penelitian. Walaupun
pekerjaan dengan Mach di CMU sudah lama tidak diterapkan, tetapi masih banyak
kelompok-kelompok lain yang masih menggunakan Mach sebagai basis pada
penelitiannya.
• Mach
at OSF (OSF Research Institute)
OSF Research Institute masih
menggunakan teknologi yang dimulai dari CMU dan menggunakan ini sebagai basis
dari banyak penelitian, termasuk sistem operasi untuk mesin pararel , kernel
berorientasi objek yang aman, dan penelitian-penelitian tentang sistem operasi
yang lain.
• Maruti
(University of Maryland) Group Members
Maruti adalah sistem operasi
berbasis waktu, yang merupakan proyek di University of Maryland.
• Masix (Blaise
Pascal Institute MASI Laboratory)
Masix adalah sistem operasi
terdistribusi yang berbasis pada mikro kernel dari Mach, yang saat ini di bawah
pengembangan dari MASI Laboratory. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk
secara simultan mengeksekusi banyak data aplikasi personal, yang berjalan baik
baik di semua platform, baik Unix, DOS, OS/2 dan Win32.
• MOSIX (Hebrew
University, Jerusalem, Israel)
Sebuah solusi untuk masalah
saat ini menjadi ada untuk lingkungan multikomputer, yang disebut MOSIX. Mosix
adalah pengembangan dari UNIX, yang mengijinkan user untuk menggunakan resource
yang ada tanpa ada perubahan pada level aplikasi. Dengan penggunaan yang
transparan, algoritma proses migrasi dinamis, MOSIX melayani servis jaringan,
seperti NFS, TCP/IP, dari UNIX, untuk level proses, dengan menggunakan
penyeimbangan load dan distribusi dinamis pada cluster-cluster yang
homogen.
• Plan 9
(Bell Labs Computing Science Research Center)
Plan 9 adalah sistem operasi
baru yang dibangun di Bell Labs. Ini adalah sebuah sistem yang terdistribusi.
Pada kebanyakan konfigurasi, ini menggunakan tiga macam komponen : terminal
yang ada pada meja pengguna, server file yang menyimpan data permanen,
dan server CPU yang melayani CPU lainnya lebih cepat, authentikasi user,
dan network gateways. Salah satu kesemuan yang menarik dari Plan 9
adakah pengiriman file yang esensial pada semua servis system.
• Puma
and relatives (Sandia National Laboratory)
Sistem operasi Puma
menargetkan aplikasi dengan performa tinggi yang dipasangkan dengan arsitektur
memory terdistribusi. Ini adalah turunan dari SUNMOS.
Ø Sistem Operasi Tedistribusi Lainnya
Alpha Kernel (Carnegie
Mellon University)
QNX
Spring
Real-Time Project (University of Massachsetts, Amherst)
• Spring System (Sun)
• Sprite (University
of California, Berkeley)
• Sting
• Sumo (Lancaster
University)
• Tao Operating System (Tao
Systems)
• Tigger (Trinity
College Dublin)
• TUNES
KESIMPULAN
Dalam sistem operasi terdistribusi
terjadi proses yang lebih rumit dari sistem yang biasa, tetapi dapat
menghasilkan suatu sistem dengan performa dan kemampuan yang lebih.
Dari uraian di atas telah banyak
disinggung keunggulan-keunggulan dari sistem operasi terdistribusi. Tetapi di
samping keunggulan-keunggulan yang ada sistem ini juga memiliki kelemahan yang
banyak, diantaranya adalah perawatan tiap cluster yang sangat sulit, selain itu
juga boros daya, karena harus menghidupkan banyak CPU, membutuhkan jaringan
berkecepatan tinggi.
Kelemahan-kelemahan tersebut sebenarnya
tidak seberapa jika dibandingkan dengan hasilnya. Misalnya saja search engine
paling ramai seperti Google™, yang menggunakan teknologi ini, karena hardware
yang paling canggih saat ini masih belum mencukupi untuk menangani jutaan request
ke server Google tiap detiknya, sehingga mereka harus membuat sistem pararel
yang mampu melayani keperluan tersebut. Selain itu dalam dunia research, juga
diperlukan sistem ini, terutama untuk melakukan perhitungan-perhitungan yang
tentu saja sangat rumit dan membutuhkan pemroses yang hebat dan cepat supaya
dapat segera dicari hasilnya.
No comments:
Post a Comment